Tugas 5-Keterampilan Menyimak

 MENYIMAK LANGSUNG ATAU INTENSIF

Oleh : Suci Rizka Fadhilla

Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian dan bimbingan langsung. Jika seorang pelajar bisa oleh guru atau pengajar, sehingga penyimak dapat memahami secara mendalam tentang apa yang disampaikan oleh pembicara. Menyimak intensif ini adalah kegiatan menyimak kebalikan dari kegiatan menyimak ekstensif. Kegiatan menyimak instensif selalu diawasi dikontrol agar terarah pada topik tertentu. Sebagai pelajar didalam menyimak intensif, penyimak memerlukan arahan dan bimbingan guru yang ketat karena bahan-bahan yang harus disimak perlu dipahami secara terperinci, teliti dan mendalam. Kegiatan menyimak intensif ini, penyimak pada dasarnya ditekankan untuk dapat rnemahami materi simakkan bukan saja yang tersurat, namun termasuk pula terhadap hal-hal yang tersirat. Oleh karena itu, unsur pemahaman dalam menyimak intensif ini sangat menjadi perhatian.


Adapun ciri-ciri dari menyimak intensif, antara lain:

> Dapat memahami bahan yang disimak dengan baik

> Menyimak dengan penuh konsentrasi

> Mendapatkan pemahaman terhadap materi simakan yang akan menghasilkan sebuah pengetahuan

> Dapat memberikan penilaian terhadap bahan yang disimak

> Dapat mengulang pesan dari materi simakan.



Berikut istilah-istilah dalam menyimak intensif, antara lain:

1). Menyimak Kritis 

Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan, bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Penjelasan pengertian menyimak kritis sebagaimana dikemukakan di atas. Tujuan menyimak kritis adalah untuk memperoleh keakuratan tentang sesuatu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Oleh karena itu, penyimak kritis mendapatkan segala apa yang disampaikan atau diinformasikan sampai bermanfaat. 


2) Menyimak Konsentratif

Menyimak konsentratif (consentralive listening) sering juga disebut study-tipe listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif, antara lain:

1. Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan. 

2. Mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti sbab-akibat. 

3. Mendapat atau memeperoleh butir-butir informasi tertentu. 

4. Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam. 

5. Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran ataupun pengorganisasiannya. 

6. Memahami urutan ide-ide pembicara. 

7. Mencari dan mencatat fakta-fakta penting.


Penjelasan pengertian menyimak konsentratif di atas, dapat disederhanakan bahwa menyimak konsentratif adalah menyimak bagian-bagian tertentu dari materi simakan atau ujaran yang dianggap penting saja. Artinya, penyimak memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang memang sangat dibutuhkan, sedangkan materi lainnya tidak terlalu dijadikan pusat perhatian. 



3). Menyimak Kreatif 

Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan rekontruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya. Menyimak kreatif merupakan kegiatan menyimak yang dapat menimbulkan suatu dampak kreatif bagi pembaca atau pendengar dari materi yang disimaknya. Materi yang dimaksud dapat berupa isi, cara penyusunan ide, gaya bicara, atau yang lainnya, namun hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pengalaman penyimak. 


4). Menyimak Eksploratif

Menyimak eksploratif, menyimak yang bersifat menyelidik adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. Dalam kegiatan menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatian untuk menjelajahi serta menemukan hal-hal yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu topik. 


5). Menyimak Interogatif 

Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan. Artinya dalam menyimak introgatif ini, penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak, memiliki sasaran untuk memilih butir-butir yang dapat dijadikan bahan pertanyaan kepada si pembicara. Oleh karena itu, kegiatan menyimak seperti ini menuntut konsentrasi penuh. Maksudnya, agar jangan sampai bahan yang menjadi pertanyaan dari penyimak tersebut sebenarnya telah dibahas pada saat pembicara menyampaikan materi pembicaraannya.


Menyimak intensif ini dapat diterapkan pada beberapa hal, antara lain pada saat menyimak monolog, dialog, polilog, berita, wawancara, laporan perjalanan, pidato, dan cerita.

Berikut penjelasannya.


MENYIMAK DIALOG, MONOLOG, DAN POLILOG

Dialog adalah pembicaraan yang dilakukan dua orang dimana masing-masing berperan aktif dalam pembicaraan. Tujuan menyimak dialog adalah agat dapat memahami isi dialog baik yang tersurat maupun yang tersirat. Materi simakan dialog dapat diambil secara langsung atau 


rekaman. Agar dialog lebih bermanfaat, setelah menyimak, selanjutnya bisa melakukan kegiatan berikut: (a) mencatat hal-hal yang penting dalam dialog, (b) menyatakan informasi tersirat dalam dialog, (c) menyimpulkan isi dialog, dan (d) mengomentari isi dialog dari narasumber.

Penilaian menyimak dialog dapat dilakukan dengan melihat kemampuan sebagai berikut.

A. Aspek kebahasaan: (a) pemahaman isi (b) kelogisan berpikir (c) vokalisasi (d) struktur kalimat

B. Aspek pelaksanaan dan sikap: (a) menghargai (b) konsentrasi/kesungguhan (c) kritis (d) penalaran masing-masing aspek dan indikator.

Monolog adalah pembicaraan  yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Umumnya, monolog tidak menghendaki atau menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar. Contohnya orasi ilmiah, khutbah, pidato, penyampaian visi dan misi, dan lainnya.

Polilog adalah pembicaraan yang dilakukan oleh lebih dari dua orang penutur. Contohnya pada saat musyawarah, diskusi, debat, drama, dan lainnya.

Pada dasarnya ketiganya termasuk pembicaraan atau percakapan yang dilakukan penutur. Bagi audien atau pendengar bisa menyimak dengan intensif.


MENYIMAK BERITA

Berita merupakan kabar atau informasi yang disampaikan kepada orang lain. Penyampaian berita dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis baik langsung atau melalui berbagai media. Untuk pembelajaran menyimak, bahan simakan berita dapat diambil secara langsung dari penutur atau pembicara, diskusi, seminar, dan lainnya, dan dapat pula diambil dari media radio, televisi, dan sebagainya.

Setelah siswa menyimak, selanjutnya siswa disuruh:

a. menuliskan pokok-pokok berita.b. menulis.memberi tanggapan.Untuk penilaian menyimak berita, dapat dilihat dari (1) aspek kebahasaan yang terdiri atas indikator (a) nada/irama, (b)diksi, (c) struktur kalimat, dan (2) aspek nonkebahasaannya dengan indikatiornya: (a) penguasaan topik, (b) keberanian, (c) penalaran, dan (d) gerak/mimik. Masing-masing indikator diberi nilai/skor.


MENYIMAK WAWANCARA

Tujuan pembelajaran menyimak wawancara adalah melatih kepekaan siswa dalam menerima atau mencari informasi. Informasi ini dapat digunakan untuk mendukung keterampilan berbahasa yang lainnya seperti berbicara dan menulis. Pembelajaran menyimak wawancara dapat dilakukan secara langsung atau dari rekaman kaset atau video. Setelah siswa menyimak, siswa ditugasi untuk memahami isi wawancara itu dengan cara berikut: (a) mencatat hal-hal yang penting menarik, (b) melaporkan hal-hal penting dan menarik(c) menyimpulkan isi wawancara.Penilaian menyimak wawancara ini dapat dilakukan dengan melihat kemampuan :

1. Aspek kebahasaan : (a) pemahaman isi (b) ketepatan penangkapan isi (c) ketahanan konsentrasi.

2. Aspek pelaksanaan dan sikap: (a) menghormati (b) menghargai (c) kritis Masing-masing aspek/indikator diberi nilai/skor yang sudah ditentukan.


MENYIMAK LAPORAN PERJALANAN

Dari berbagai kegiatan memiliki ragam dan gaya bahasa berbeda-beda sesuai dengan jenis atau macam yang dilaporkan. Untuk laporan perjalanan (sesuai dengan Kurikulum 2004) biasanya sangat bersifat subjektif. Oleh karena itu biasanya laporan perjalanan memiliki diksi yang sangat bervariasi menurut pelapornya.

Materi simakan yang disajikan harus dipilih yang menarik dan tidak membosankan, sehingga siswa dapat mengikuti alur dan memahami isi laporan itu.Setelah menyimak, siswa ditugasi (secara individu atau kelompok) untuk: (a) menuliskan pokok laporan perjalanan, (b) menuliskan kembali laporan perjalanan(c) menanggapi laporan perjalanan. Penilaian menyimak laporan perjalanan dapat dilihat dari :

1. Aspek kebahasaan: (a) pemahaman isi (b) kelogisan penafsiran (c) ketahanan keionserntrasi 2. Aspek pelaksanaan dan sikap: (a) menghargai (b) kesungguhan(c) kritis Masing-masing aspek dan indikator diberi nilai dan skor yang sudah ditentukan.


MENYIMAK PIDATO

Menyimak pidato adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi dan juga menambah wawasan. Dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan seseorang akan lebih mampu berpikir dan bertindak.


Materi pidato dapat diambil secara langsung maupun melalui rekaman kaset atau video. Supaya simakan menarik perhatian siswa, sebaiknya materi memiliki persyaratan antara lain: (a) menarik, (b) aktual, (c) bahasanya komunikatif. Setelah siswa menyimak tugas siswa selanjutnya adalah :(a) menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan oleh guru,(b) menemukan hal-hal yang penting dalam pidato,(c) menyimpulkan isi pidato.Penilaian menyimak pidato ini dapat dilakukan dengan melihat kemampuan siswa memahami pidato lewat aspek kebahasaan dan nonkebahasaan.


MENYIMAK CERITA

Menyimak cerita adalah suatu proses kegiatan mendengar, memahami bahan bacaan. Sebenarnya ada banyak sekali cerita yang bisa kita simak, salah satunya adalah cerita rakyat.Tujuan dilaksanakannya menyimak cerita adalah untuk memperoleh pengetahuan dari materi yang diperdengarkan,. Selain itu, bertujuan untuk mengapresiasi materi simakan yang sesuai dengan kriteria menyimak intensif.

 

Menurut Mustakim (dalam Sabillah, 2020) jenis cerita rakyat dikelompokkan atas isi cerita dan pada tokoh cerita yang ditampilkan yang terbagi dari fabel, legenda, mite, dan sage. Sementara William R. Bascom (dalam Danandjaya,1984) membagi cerita prosa menjadi tiga, yaitu mite, legenda, dan dongeng.


Dalam kegiatan menyimak cerita diperlukan media audio. Menurut Wina Sanjaya (dalam Sabillah, 2020) media audio adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara) yang merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar. Media audio cocok untuk mencapai tujuan yang bersifat kognitif berupa data dan fakta atau mungkin konsep dan tujuan yang berhubungan dengan sikap (alektif). Pengunaan media audio dalam proses menyimak cerita diharapkan dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi ini benar-benar dimengerti dan dipahami.


KESIMPULAN

Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian dan bimbingan langsung. Jika seorang pelajar bisa  oleh guru atau pengajar, sehingga penyimak dapat memahami secara mendalam tentang apa yang disampaikan oleh pembicara. Menyimak ini mempunyai ragam pula, antara lain menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif. Ada beberapa ciri-ciri setelah melakukan kegiatan menyimak intensif ini, yaitu dapat memahami bahan yang disimak dengan baik, menyimak dengan penuh konsentrasi, mendapatkan pemahaman terhadap materi simakan yang akan menghasilkan sebuah pengetahuan, dapat memberikan penilaian terhadap bahan yang disimak, dan dapat mengulang pesan dari materi simakan. Menyimak intensif ini bisa diterapkan pula pada saat menyimak monolog, dialog, polilog, diskusi, berita, wawancara, laporan perjalanan, pidato, dan cerita.


DAFTAR PUSTAKA

Hijriyah, Umi. 2016. Menyimak Strategi dan Implikasinya Dalam kemahiran Berbahasa. Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN raden Intan Lampung.

Zahara, Riga, dkk. 2018. Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Menyimak Dongeng di Era Digital. Tasikmalaya: Universitas Perjuangan Tasikmalaya.

Agustin, Atik. 2013. Peningkatan Kemampuan Menyimak. FKIP UMP.


Komentar