LAPORAN BACAAN

Bahan Kajian: Hakikat Menyimak, Tujuan Menyimak, Kendala Menyimak, Kebiasaan Buruk dalam Menyimak, Kebiasaan Menyimak, dan Pengalaman Menyimak.

Oleh: Suci Rizka Fadhilla (20016114)


PENDAHULUAN

     Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak menuntut masyarakatnya untuk mampu menyimak berbagai infornasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media, seperti radio, televisi, telepon, internet maupun melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga baik di lingkungan pemerintah maupun swasta untuk memecahkan masalah sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan bidang infornasi yang dibutuhkannya. Pemecahan masalah itu melalui berbagai kegiatan seperti rapat, seminar, diskusi, ceramah, debat, simposium dan sebagainya. Tak hanya itu di sekolah pun anak didik dituntut untuk bisa menyimak secara efektif. Tak sekedar mendengar dan diam saja. Semua hal pada keseharian menuntun kita untuk berketerampilan menyimak yang baik.


HAKIKAT MENYIMAK

     Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk memperolah informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. 

     Namun, menyimak menurut alkhadiat (dalam sutari, dkk. 1998:19) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. 

     Menyimak adalah proses memahami ucapan dalam bahasa asal atau bahasa kedua (Helgesen and Brown 2007:32).

     Howatt dan Dakin seperti dikutip oleh Saricoban (2006) menyatakan bahwa menyimak adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami apa yang orang lain katakan.

     Berbeda dengan pendapat Nurhadi (1995:339) yang membagi pengertian menyimak menjadi dua yaitu pertama menyimak dalam arti sempit mengacu pada proses mental pendengar yang menerima bunyi yang dirangsangkan oleh pembicara kemudian menyusun penafsiran apa yang disimaknya. Kedua, menyimak dalam arti luas mengacu pada proses bahwa si penyimak tidak hanya mengerti dan membuat penafsiran tentang apa yang disimaknya, tetapi lebih dari itu dia berusaha melakukan apa yang diinformasikan oleh materi yang disimaknya.

     Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.

     Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah memdengarkan lambang-lambang bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi, dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi serta merespon makna yang tekandung di dalamnya.


TUJUAN MENYIMAK

     Tujuan menyimak menurut Lagon (dalam Tarigan 1994:56) adalah sebagai berikut:

1. Menyimak untuk belajar, yaitu untuk memperoleh pengetahuan dari ujaran pembicara.

2. Menyimak untuk menikmati keindahan audial, yaitu menyimak dengan menekankan kepada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan.

3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain).

4. Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan, yaitu menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya.

5. Menyimak untuk mengomunikasikan ide-idenya sendiri. Orang menyimak dengan maksud agar dapat mengomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

6. Menyimak dengan maksud dan tujuan agar membedakan bunyi-bunyi dengan tepat.

7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.

8. Menyimak untuk menyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan.


     Setiawan (dalam Rahmawati 2007:18-19) menjelaskan bahwa tujuan pokok menyimak adalah sebagai berikut: 

1). Untuk mendapatkan fakta.

Banyak cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan fakta, yaitu pertama dengan mengadakan eksperimen, penelitian, membaca buku, membaca surat kabar, membaca majalah, dan sebagainya.

Cara yang kedua untuk memperoleh fakta, sebagian orang melakukan dengan mendengar radio, menonton televisi, berdiskusi dengan sesama, dan lain sebagainya.

Dari dua cara tersebut membuktikan bahwa menyimak bisa membantu kita memperoleh suatu fakta.

2). Untuk menganalisis fakta dan ide.

Setelah mendapatkan fakta atau data. Penyimak kemudian menganalisis fakta atau ide tersebut dengan mempertimbangkan hasil simakan dengan pengetahuan dan pengalamannya.

3). Untuk mengevaluasi fakta atau ide.

Dalam mengevaluasi fakta penyimak perlu mempertimbangkan sesuatu yang disimak dengan menggunakan pengetahuan dan pengalamannya.

4). Untuk mendapatkan inspirasi.

Kita sering dihadapkan beberapa masalah. Masalah-masalah belum tentu bisa langsung dapat diselesaikan atau kita pecahkan. Untuk keperluan itulah kadang kita memerlukan keterampila menyimak,  baik menyimak pembicaraan seseorang, menyimak pidato seseorang dalam pertemuan maupun menyimak cerita seorang tamu tentang pengalaman hidupnya. Dengan begitu kita bisa mendapatkan inspirasi dari apa yang kita dengar untuk menyelasaikan masalah kita.

5). Untuk memperoleh hiburan.

Dalam kenyataan kita sering dihadapkan kepada beberapa kesibukan dan masalah. Setelah itu pikiran kita akan jenuh dan lelah, kita membutuhkan hiburan. Menyimak hal yang disukai bisa menghibur kita.

6). Untuk memperbaiki kemampuan berbicara.

Perlu diketahui berbicara itu tak mudah. Oleh karena itu, untuk memperlancar atau meningkatkan kemampuan berbicara dapat didapatkan dengan mendengarkan pembicaraan orang lain.


KENDALA MENYIMAK

     Russel dan Black (dalam Marlina 2007: 27-30) menyatakan ada tujuh kendala dalam menyimak, sebagai berikut:

1. Keegosentrisan, yaitu sifat mementingkan diri sendiri (egois) mungkin saja merupakan cara hidup sebagian orang, dia lebih senang didengar orang daripada mendengar pendapat orang lain.

2. Keenggana untuk terlibat. Keengganan menanggung risiko jelas mengahalangi kegiatan menyimak karena menyimak adalah kegiatan yang harus terlibat dengan pembicara.

3. Ketakutan dan perubahan. Apabila ingin menjadi penyimak yang baik kita harus berani mengubah pendapat sendiri seandainya ada pendapat yang lebih diandalkan orang lain.

4. Keinginan menghindari pertanyaan, dengan alasan jawaban yang diberikan akan memalukan, biasanya hal ini kendala dalam berdiskusi, kegiatan berbicara dan menyimak.

5. Puas terhadap penampilan eksternal. Apabila merasa puas dengan simpatik itu tandanya kita akan gagal menyimak lebih intensif untuk melihat kalau pengertian itu benar-benar wajar.

6. Pertimbangan yang prematur. Apabila ada sesuatu yang prematur maka itu sesuatu yang tidak wajar. Ini contoh penyimak yang jelek, bisa menghalangi untuk menjadi penyimak efektif.

7. Kebingungan semantik. Makna suatu kata tergantung pada individu yang memakainya pada situasi dan kondisi tertentu. Penyimak yang efektif harus punya kosakata yang memadai.


KEBIASAAN BURUK DALAM MENYIMAK

     Menurut Nichols (dalam buku Tarigan, 1986:107) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kebiasaan buruk yang menggangu kegiatan menyimak, sebagai berikut:

1. Menyimak lompat tiga.

Orang berbicara menggunakan kata-kata dengan kecepatan kira-kira 125 kata permenit. Jika kecepatan ini diimbangin dengan kecepatan yang sama waktu kita berpikir. Akan tetapi, orang berpikir diperkirakan lebih cepat dari berbicara, sekitar 4 kali lipat lebih cepat dari berbicara. Oleh karena itu, saat berpikir harus menurunkan kecepatan berpikir untuk memahami orang yang sedang berbicara.

Permasalahannya terlihat saat kita kelebihan waktu berpikir daripada berbicara. Seringkali kita menjelajah hal lain, seperti :

√ Memperkirakan materi simakan melebihi pembaca.

√ Terjadi kekeliruan dengan apa yang pembicara katakan.

Hal ini menyebabkan konsentrasi menyimak terganggu.

2. Menyimak "saya dapat fakta".

Umumnya kita berpikir, "kalau saya menyimak akan mendapat fakta." Jika terlalu berlebihan ini tidak baik. Kerap terjadi pada diskusi, seseorang mengungkapkan fakta A, lalu yang lain menyatakan fakta B begitu seterusnya. Maka, anda akan berusaha menangkap fakta yang terbaru sehingga lupa fakta yang awal.

Solusinya, coba gabungkan beberapa fakta tersebut lalu ambil pokoknya saja.

3. Noda-noda ketulian emosional.

Mungkin bagi beberapa orang kurang paham dengan kata-kata dan frasa-frasa, sehingga membingungkan. Ini sangat menggangu secara emosional, seperti kata bangsat, oon, dan lainnya. Biasanya ini terjadi pada kata kasar, sehingga kita bingung dengan apa yang pembicara ingin sampaikan.

4. Menyimak supersensitif.

Adakalanya saat sedang menyimak suatu pembicaraan seseorang, kita tertegun dengan apa yang disampaikan. Kadang merasa tersindir seolah itu ditujukan untuk kita. Lalu kita berpikir. Tanpa disadari kita tak lagi menyimak pembicaraan orang tersebut, fokus kita hilang, kita akan berusaha memahami maksud perkataan sebelumya, apakah yang dibicarakan itu sindiran halus untuk kita atau tidak.

Solusinya, awasi selalu dirimu. Jangan terlalu terbawa perasaan tentang hal yang disampaikan.

5. Menghindari penjelasan-penjelasan sulit.

Kita pasti pernah bingung dengan materi pembicara yang begitu sulit dicerna otak. Solusinya, cobalah cari pembicaraan atau diskusi yang ringan, mudah dipahami, sehingga kita bisa lebih efektif dalam menyimak.

6. Penolakan secara gegabah terhadap suatu subjek.

Adakalanya suatu pembicaraan kita sangka tidak menarik, kurang menyenangkan, topiknya membosankan. Kita sudah lebih dulu menyangka hal itu sehingga tak berkonsentrasi lagi dalam menyimak. Padahal mungkin nantinya bisa sesuai dengan keinginanmu. 

Solusinya, buang jauh-jauh pemikiran negatif sebelum kita mencoba menyimak pembicaraan.

7. Mengkritik cara dan gaya pembicara.

Adakalanya kita melihat pembicara dari sisi luar, pakaian lusuh, sepatu kotor, bicara pelan dan sebagainya. Sehingga sebagai pendengar kita malas menyimak apa yang disampaikan, padahal bisa saja itu berguna untuk kita kedepannya. 

Solusinya, dengar dan lihat saja pembicara sampai selesai. Baru perlahan memberi kritik dengan baik.

8. Menyerah pada gangguan.

Saat posisi kita sedang menyimak sesuatu, seringkali ada saja gangguan yang membuat kefokusan kita terganggu. Solusinya, jangan dihiraukan, abaikan saja, kalau perlu mendekat pada pembicara agar tetap fokus.

9. Menyimak sambil mencatat.

Saat kita menyimak, ada kebiasaan yang sering terjadi, yaitu menyimak sesuatu sambil mencatat. Ini sebenarnya tak bagus, karena fokus terbagi, kamu setengah menyimak, dan menyimak tak lagi efektif. 

Solusinya, mencatat setelah proses menyimak selesai. Setelah pembicara menghabiskan materi yang disampaikan barulah mencatat pokok pentingnya saja.

Adapun menurut para ahli lainnya, kebiasan buruk menyimak meliputi: 

a). Menolak keanehan pembicara

b). Menolak memperbaiki sikap

c). Menolak memperbaiki lingkungan

d). Tidak sabar memberikan tanggapan

e). Melamun

f). Bingung

g). Pura-pura memperhatikan

h). Menolak memberikan catatan

i). Tidak dapat memanfaatkan waktu

j). Emosional.

Itulah beberapa kebiasaan buruk dalam menyimak oleh beberapa ahli yang sering tak kita sadari.


KEBIASAAN MENYIMAK

     Dalam kehidupan sehari-hari biasanya kita dihadapkan pada kegiatan menyimak. Namun, terkadang kita tidak menyadarinya. Hal tersebut dapat kita lihat dari percakapan di lingkungan keluarga, antarorangtua, antaranak, sesama teman sebaya dan lainnya kegiatan menyimak lainnya yang meliputi : seminar, pidato, dialog, diskusi dalam membicarakan suatu permasalahan. 

     Implementasi dari kegiatan menyimak ini terdiri dari mendengarkan lambang-lambang lisan, memahami maksud yang ingin disampaikan seseorang. Oleh karena itu, seseorang dituntut untuk membiasakan diri terampil dalam hal menyimak dalam kehidupan sehari-hari.


PENGALAMAN MENYIMAK

     Kita semua pernah merasakan dan mencoba keterampilan satu ini, bukan? termasuk saya. Sejatinya, tanpa seseorang sadari, tanpa tau arti menyimak, yang jelas kegiatan satu ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Contoh saja kamu mendengarkan ocehan sayang ibumu ketika kamu pulang malam, ceramah ayahmu ketika tau anaknya berbohong, ejekan kakakmu yang selalu membuatmu tersiksa batin, semua begitu dekat denganmu. 

     Contoh lainnya, ketika kamu ke sekolah, menyimak dengan seksama penjelasan guru, menyimak curhatan prihatin teman sebangku, dan lainnya. Tanpa disadari keseharian kita pasti melakukan kegiatan menyimak atau mendengar ini. Jadi, tak ada alasan untuk seorang manusia tak dapat menyimak, kecuali Tuhan berkehendak.


PENUTUP

     Walaupun setiap manusia normal dilengkapi dengan potensi menyimak dan biasa dilakukan pada kehidupan sehari-hari, tetapi belum tentu setiap orang menjadi penyimak yang baik. Pembelajar bahasa sangat dituntut untuk menjadi penyimak yang baik karena dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Listening may be golden, yang berarti dari menyimak itu kita akan memperoleh hal-hal yang bernilai tinggi, berharga, dan berguna.


DAFTAR PUSTAKA

¹Taprianto, Toni. 2013. Pengembangan Materi Pembelajaran Menyimak Informasi Bermuatan Kearifan Lokal pada Siswa SMP. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

²Hijriyah, Umi. 2016. Menyimak Strategi dan Implikasinya Dalam Kemahiran Berbahasa. Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Raden Intan Lampung.

³Nopriani, Yosi. 2016. Jurnal Ilmiah Potensia, Vol 1(2), 121-128.


Komentar



  1. Terima kasih, Kak. Berkat tulisan kakak saya mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali, Kak. Saya senang mendengarnya :)

      Hapus

Posting Komentar